Historical linguistics adalah salah satu cabang dari ilmu linguistik yang membanding-bandingkan bahasa yang serumpun, serta mempelajari perkembangan bahasa dari satu masa ke masa dan mengamati bagaimana bahasa-bahasa tersebut mengalami perubahan.
Tugas utamanya adalah menganalisis dan memberikan penjelasan mengenai hakikat perubahan suatu bahasa. Pada umumnya, hakikat suatu bahasa memiliki struktur bahasa (dimensi sinkronis) dan selalu mengalami perubahan bahasa (dimensi diakronis)
Tiap bahasa di dunia dapat dibandingkan karena bahasa-bahasa tersebut memiliki kesemestaan bahasa, yaitu:
- Kesamaan bentuk dan makna
- Tiap bahasa memiliki perangkat unit fungsional terkecil, yaitu fonem dan morfem
- Tiap bahasa memiliki kelas-kelas tertentu
Faktor kemiripan bentuk dan makna yang terjadi dalam bahasa-bahasa dapat terjadi karena:
- Warisan langsung dari bahasa Proto
- Pinjaman
- Kebetulan
Berikut ini adalah contoh dari kajian linguistik historis komporatif
Bahasa Sunda dan bahasa Betawi memiliki hubungan kekerabatan dalam bahasanya, misalnya:
- Tuman; dalam bahasa Sunda dan bahasa Betawi, kata tuman memiliki makna yang sama, yaitu "kebiasaan"
- Belah; dalam bahasa Sunda, kata belah disebut "ngebeulah" sedangkan dalam bahasa Betawi, kata ini disebut "ngebelah"
- Asap; dalam bahasa Sunda, kata ini disebut 'haseup" sedangkan dalam bahasa Betawi, kata ini disebut "asep"
Cyberspace
Cyberspace atau yang biasa disebut dunia maya, merupakan sebuah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah atau timbal balik secara online.
Kata "cyberspace" (dari cybernetics dan space) berasal dan pertama kali diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibson dalam buku ceritanya, "Burning Chrome", 1982 dan menjadi populer pada novel berikutnya, Neuromancer, 1984 yang menyebutkan bahwa:
billions of legitimate operators, in every nation, by children being taught mathematical concepts... A graphic representation of data abstracted from the banks of every computer in the human system. Unthinkable complexity. Lines of light ranged in the nonspace of the mind, clusters and constellations of data.
Like city lights, receding.- Tingkat Individu
- Tingkat antar Individu
Hakikat
cyberspace sebagai sebagai dunia yang terbentuk oleh jaringan (web) dan
hubungan (connection) bukan oleh materi. Kesalingterhubungan dan
kesalingbergantungan secara virtual merupakan ciri daricyberspace. Karena
hubungan, relasi, dan interaksi sosial di dalam cyberspacebukanlah antarfisik
dalam sebuah wilayah atau teritorial, yaitu interaksi sosial yang tidak
dilakukan dalam sebuah teritorial yang nyata.
- Tingkat Komunitas
Pada tingkat komunitas, cyberspace dapat menciptakan satu
model komunitas demokratis dan terbuka. Karena komunitas virtual dibangun bukan
di dalam teritorial yang konkret, maka persoalan didalamnya adalah persoalan
normatif, pengaturan, dan kontrol. Dalam komunitas virtual cyberspace,
pemimpin, aturan main, kontrol sosial tersebut tidak berbentuk lembaga,
sehingga keberadaannya sangat lemah. Jadi, di dalamnya, seakan-akan “apa pun
boleh”.
No comments:
Post a Comment