Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial untuk Psikologi: Filsafat Manusia, Sosiologi, dan Antropologi

Saturday, April 5, 2014

Define Self Esteem in Psychology

Self-esteem is a term used in psychology to reflect person's overall emotional evaluation of his or her own worth. It is a judgment of oneself as well as an attitude toward the self. Self-esteem encompasses beliefs (for example, "I am competent," "I am worthy") and emotions such as triumph, despair, pride and shame. Self-esteem is also known as the evaluative dimension of the self that includes feelings of worthiness, prides and discouragement. One's self-esteem is also closely associated with self-consciousness.

Thursday, April 3, 2014

Kampanye = Janji Palsu


Dalam setiap kampanye, janji-janji politik telah menjadi hal yang biasa terjadi, baik menjelang pemilihan kepala desa, camat, bupati, gubernur, calon legislatif, hingga presiden. Sayangnya, janji-janji tersebut sering kali tak sejalan dengan apa yang kelak mereka lakukan.

Di masa kampanye, semua memberi dan semua berdonasi. Para petinggi parpol dan wakil rakyat semuanya bagaikan malaikat yang manis dan dermawan yang berubah dalam satu malam. Sifat mereka perduli dan mengayomi para rakyatnya. Dan ini terjadi saat mereka ada maunya. Suara-suara rakyat kecil hanya diperlukan pada saat pemilu saja.

Fokus mereka semua sama-sama ingin mencapai satu titik, yaitu mencapai titik kemenangan. Janji politik yang sering kita dengar dalam setiap pemilu ternyata hanyalah sebuah janji-janji palsu yang sengaja dikonsep demi kepentingan sesaat.

Setelah kemenangan itu di dapat mereka dapatkan, janji-janji tersebut hanyalah sebuah omong kosong. Mereka semua lebih berfokus untuk menimbun materi untuk kepentingannya sendiri dan golongannya, ya mungkin supaya balik modal setelah mengeluarkan banyak biaya untuk berkampanye?

Realitas yang ada, rasanya sangat jauh melenceng dari janji-janji kampanye. Janji ingin menyejahterakan rakyat, tapi apa nyatanya? Hanya mereka saja yang hidup sejahtera, tetapi rakyatnya tidak. Janji-janji manis para pemimpin, masih adakah pemimpin yang omongannya dapat dipercaya? Yang pastinya, tidak ada orang yang mau di PHP-in, ya bahasa anak jaman sekarang yang kepanjangannya Pemberi Harapan Palsu. Tidak ada orang yang mau diberi harapan palsu. Mungkin kepanjangan PHP yang lebih cocok untuk para petinggi parpol adalah Politik Harapan Palsu.

Wednesday, April 2, 2014

"Sense of Arts" Painting Exhibition

Malam Minggu kemarin, saya pergi ke Gandaria City, Jakarta Selatan, untuk melihat pameran lukisan yang di selenggarakan sejak tanggal 22 Maret 2014 sampai 21 April 2014. Terdapat dua ruangan yang berbeda untuk pameran ini. Di ruangan yang pertama, lebih di dominasi oleh lukisan binatang dan pemandangan.








Lalu setelah saya mengelilingi ruangan pertama, saya pindah ke ruangan yang kedua. Di ruangan yang kedua ini lebih banyak lukisan yang menggambarkan tentang kehidupan masyarakat, seperti kegiatan masyarakat di pasar tradisional, disawah, hingga lukisan tentang budaya di negara lain seperti di Inggris, Ausralia, dan Russia.







Lukisan-lukisan diatas kebanyakan terbuat dari cat minyak dan akrilik. Tapi ada satu lukisan yang menurut saya paling unik dan menjadi favorit saya. Lukisan karya Amrus Natalsya yang berjudul "Pasar di Pinggir Sungai" ini terbuat dari pahatan kayu. Semuanya dipahat dengan apik, lalu diberi warna. Berikut ini adalah gambar lukisan pahatan kayu beserta detailnya.


Jujur saja, ini merupakan pengalaman saya untuk yang pertama kalinya pergi ke pameran lukisan. Awalnya, saya mengira pergi ke pameran lukisan itu sangat membosankan, ternyata saya salah. Saya sangat menikmati lukisan-lukisan yang disajikan dalam pameran ini.

Sunday, March 30, 2014

Cara Bruno Menuju "Mars"

Peter Gene Hernandez atau yang biasa di kenal Bruno Mars, seorang penyanyi yang lahir di Hawaii, 8 Oktober 1985. Namanya mulai terkenal saat ia berduet dengan B.o.B dalam lagu “Nothin’ On You" dan saat merilis singlenya “Just The Way You Are”. Karier bermusiknya memang singkat, tetapi namanya melejit bagaikan roket dengan penjualan album mencapai 10 juta keping di seluruh dunia.

Bruno Mars sudah dua kali mengadakan konser di Jakarta. Pada 2011, konser promo album pertamanya digelar di Istora Senayan. Dan pada tahun ini, tepatnya tanggal 24 Maret 2014, pria berusia 28 tahun ini menggelar konser keduanya di Jakarta dalam rangkaian konser "Moonshine Jungle Tour" di Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol, dan ia sukses mengajak sekitar 20000 orang berdansa bersama dalam konsernya tersebut.

http://images.detik.com/content/2014/03/25/1371/Bruno-Marsssssss.jpg
Penampilan Brono Mars dalam konser "Moonshine Jungle Tour" di MEIS, Ancol
Bruno Mars mempunyai banyak pendengar dari berbagai macam latar usia, mulai dari remaja hingga orangtua, lelaki maupun perempuan sama banyaknya. Untuk corak musiknya, memang agak sulit untuk menentukannya. Sebab, ia mencampurkan banyak genre lagu mulai dari R&B, pop, soul, rock, hingga reggae.

Selain piawai bernyanyi dan bergoyang, Bruno juga jago dalam memainkan alat musik seperti memetik gitar dan menabuh drum. Aksi-aksi panggung Bruno diposisikan pada peringkat 35 dari 50 aksi panggung terbaik oleh majalah Rolling Stone. Majalah itu menulis, "Aksi Bruno Mars dan bandnya membuat penonton berusia 5 sampai 95 tahun merasa 'konser' itu dibuat untuk mereka".

Jalan kesuksesan Bruno Mars seolah telah tersusun sejak kecil, pada saat berusia 4 tahun untuk pertama kalinya ia muncul di panggung dengan meniru Elvis Parsley serta menyanyikan lagu-lagu Michael Jackson dan The Templations di Hawaii.

Bakatnya pun juga dipengaruhi oleh orangtuanya. Ayahnya, Pete, seorang New Yorker, adalah pemain perkusi. Ibunya, Bernie, berdarah Filipina keturunan “Puerto Rico”, adalah seorang penari hula. Pete dan Bernie memiliki 6 orang anak dan mengenalkan mereka pada berbagai jenis musik, reggae, rock, hip hop, dan R&B. Khusus untuk anaknya yang bernama Peter Gene Hernandez, Pete memanggilnya dengan nama Bruno, berhubung saat berusia 2 tahun, sang bayi bertubuh gempal, mirip dengan pegulat terkenal zaman itu, Bruno Sammartino. Nama itu yang kemudian dipilihnya sebagai nama panggungnya. Dan ketika memikirkan nama belakang untuk Bruno, dia langsung teringat akan para gadis yang menyebutkan dirinya bukan berasal dari bumi, yang lantas membuatnya terpikir akan Mars. Dan jadilah, Peter Gene Hernandez menjadi Bruno Mars, seperti yang kita kenal sekarang.

Setelah lulus SMA, dirinya pun hijrah ke Los Angeles untuk mewujudkan American Dream-nya. Setahun sesudahnya, ia menandatangani kontrak pertamanya bersama Motown Universal. Sayangnya, perbedaan citra dan gaya bermusik Bruno dengan label tersebut membuatnya dipecat bahkan sebelum ia debut. Di sana, ia sempat berkenalan dengan produser sekaligus penulis lagu, Philip Lawrence.

Lawrence yang salut pada Bruno karena menguasai beberapa alat musik seperti gitar, bass, piano dan perkusi akhirnya menyarankan pada Bruno agar mereka bergabung jadi tim untuk berkarya menghasilkan musik-musik latar dan memproduseri musik mereka. Bruno setuju dengan ide itu, mereka pun akhirnya membentuk tim kerja yang mereka beri nama The Smeezingtons.

The Smeezingstons akhirnya berhasil menulis dan memproduseri lagu Brandy (’Long Distance’ dari album “Human”) dan Matiyashu, juga bekerja dengan Canadian hip-hop artist, K’naan (di tahun 2008) dan musisi-musisi lainnya, sebut saja;  credit untuk album Alexandra Burke (’Perfect’ dari album “Overcome”), Travie McCoy (”We’ll Be Alright’ dari album “Lazarus”), empat buah lagu untuk album “Tomorrow” milik Sean Kingston. Juga mega hit “Right Round” dari album ROOTS oleh Flo Rida. Lalu bermunculan lagu-lagu sukses lainnya seperti "Billionaire" yang awalnya di ciptakan untuk Travie McCoy.

Dia jatuh cinta pada lagu itu  dan muncul keinginan untuk menyanyikannya sendiri. Maka, ia menyanyikan lagu "Billionaire" dan "Nothin' On you", kemudian mengirimkan rekamannya kepada Aaron Ray-Schuck dari Artist and Repertoire Atlantic Records. Bentuk digital kedua lagu tersebut menghasilkan lebih dari 4,7 juta dollar AS.

Namanya makin gemilang setelah mengeluarkan album Doo-Wops & Hooligans (2010) dan Unorthodox Jukebox (2012). Jika dihitung sejak pertama kali mengeluarkan album hingga kini, kariernya melesat cepat seolah ia sedang menunggang roket menuju Planet Mars. Dalam 4 tahu, ia dinominasikan untuk 184 penghargaan dan memenangi 61 di antaranya.

What's The Difference Between Physiological And Psychological?

An extremely simplified explanation of the difference between physiological and psychological, would be that physiological is physical and tends to deal with the body and our physical responses and psychological is mental and usually deals with our thought processes and the way the brain works. Physiological psychology is sometimes known as cognitive neuroscience and focuses on the branch of biology dealing with the functions and activities of living organisms and their parts, including all physical and chemical processes. Psychological knowledge is often applied to the assessment and treatment of mental health problems, it is also applied to understanding and solving problems in many different spheres of human activity.

Satinah: Di Pancung atau Di Selamatkan?

Kontroversi soal penyelamatan Satinah belakangan ini cukup menghiasi halaman media massa. Terutama terkait dengan diyat. Diberitakan bahwa Satinah adalah seorang TKI asal Ungaran, Jawa Tengah, ini terbukti dan sudah mengakui bahwa dirinya telah merampok dan membunuh majikannya di Arab Saudi. Untuk bisa membebaskan Satinah dari hukuman pancung, pengadilan Arab Saudi memutuskan Satinah untuk membayar uang diyat sebesar Rp 21 Miliar.

Pro dan kontra berkembang di masyarakat atas kasus ini. Banyak mereka yang pro beranggapan bahwa ini merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah atas warga negaranya, membebaskan buruh migran dari hukuman mati juga sangat terkait upaya menjaga martabat bangsa di mata international. Tetapi, bagi mereka yang kontra mendukung hukuman pancung tersebut dan beranggapan bahwa pemerintah tidak perlu bertanggung jawab atas seseorang yang melukukan tindakan kriminal.

Haruskah pemerintah membayar 21 Miliar untuk seorang kriminal?

Menurut saya jawabannya adalah TIDAK. Karena hal ini tentu tidak logis ketika Indonesia yang disebut-sebut sebagai negara hukum justru mengorbankan dana yang begitu besar untuk seorang kriminal. Rp 21 Milliar adalah dana yang seharusnya dapat digunakan untuk pembangunan dan memberi kesejahteraan rakyat tidak seharusnya digunakan untuk menebus seorang kriminal.

Saya tidak mengerti dengan apa yang ada di kepala sebagian besar masyarakat kita ketika menanggapi rencana eksekusi pancung Satinah. Dukungan moril tak hentinya mengalir, bahkan beberapa publik figur secara gamblang mengajak semua pihak untuk mendukung aksi ‘solidaritas’ ini dengan pengalangan dana demi pembayaran diyat sebesar 21 milliar yang akan menyelamatkan nyawa Satinah.

Memang benar, bahwa aksi solidaritas itu harus diapresiasikan. Tetapi saya sangat menyayangkan jika atas dasar kata ‘solidaritas’ ini dapat membuat tindakan kriminal semakin bertambah. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya para TKI lainnya juga melakukan hal serupa dengan pemikirannya “Tak apa melakukan perampokan atau pembunuhan, lagipula nanti pemerintah juga akan membayar diyat”. Apalagi nanti tenaga kerja yang bebas dari hukuman ini disambut bagaikan pahlawan ketika kembali pulang ke Indonesia.

Lagi pula dengan membayar diyat sebesar itu, apa untungnya bagi pemerintah dengan menebus seorang pembunuh ini? Nah, seharusnya kita lebih cermat lagi dalam menanggapi kasus seperti ini. Jangan terjerumus dengan beberapa pihak yang menjual slogan solidaritas dan kemanusiaan demi menghapus kejahatan yang dilakukan oleh seseorang. Do the best to save our citizen, tapi jangan sampai sampai kita dijadikan korban ‘pemerasan’ dari pihak-pihak ini.

Sunday, March 23, 2014

Leopold Nisnoni: Penjaga Sejarah Kerajaan Koepang


Leopold Nisnoni
Don Leopold Isu Nisnoni lahir pada tahun 1936 sebagai anak dari Pangeran Mahkota Kupang, Raja Muda Alfonsus Nisnoni dan Putri dari Termanu / Rote, yang kemudian disebut Kartine dari wilayah Timor.

Beliau adalah pewaris saat ini untuk Kerajaan Kupang dan Kepala Royal House of Kupang dan Dinasti Nisnoni di Timor Barat, Indonesia. Raja saat Kupang berhasil sebagai Kepala Royal House of Kupang pada tanggal 14 November 1992. Dia adalah Wakil Ketua Dewan Timor Rajas ( Dewan Usif Timor ) dan sebagai hadiah berfungsi sebagai Sekretaris.

Saat ini, ia memainkan peran penting di bidang sosial budaya dan aspek adat setempat. Dia masih seorang pemimpin budaya dan adat yang diakui oleh masyarakat Nusa Tenggara Timor Provinsi yang Kupang adalah ibu kota dan sebagai kustodian dan penonton budaya dan adat istiadat.

Dia punya banyak gaya Eropa dibesarkan selama bertahun-tahun di Belanda bersama dengan pendidikan Timor Timur yang memberikan kepadanya pola pikir yang tradisional dan terbuka karena berbagai situasi dan keadaan telah bertemu banyak orang-orang Barat dan cendekiawan dari Eropa, Amerika Serikat, Australia dan sejenisnya. Melalui berbagai keterlibatannya dengan jaringan royalti Indonesia, sebagai Ketua Dinasti Raja Kupang dihormati.

Don Leopold Nisnoni dalam foto diantara kakek dan neneknya sebelum keberangkatannya ke Holland
Pada usia 12, Pangeran Leopold meninggalkan Kupang dengan tingkat sangat tinggi mantan resmi Pengadilan Keadilan di Kupang ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya dan untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas dalam hidupnya. Ia tinggal dengan keluarga ini resmi selama beberapa tahun, dengan hanya sangat baik temannya ada yang benar-benar tahu, bahwa ia adalah putra mahkota Kupang, lahir sangat tinggi kelahiran. Di Belanda, ia telah belajar untuk hidup secara berbeda dan juga belajar banyak tentang kehidupan dari perspektif yang berbeda dari hidupnya sopan di Kupang.

Di Belanda, Pangeran pertama menyelesaikan sekolahnya dasar dan melakukan sebagian besar sekolah tinggi. Dia belajar banyak dari Holland modern dan dibangun kembali. Tapi, di utara Holland, di mana ia tinggal sebagian besar waktu, dia tinggal dengan tidak ada kontak dengan setiap orang Indonesia. Untuk memastikan bahwa akar tetap dipertahankan dengan Indonesia, ia kembali untuk belajar di Indonesia di sekolah tinggi Belanda Bandung. Raja kemudian kembali ke Timor setelah ketiadaan sekitar 10 tahun. Ia kembali ke Timor yang telah berubah.

Pikiran Raja sebagai Timor Timur mahkota 22 tahun adalah sekarang Eropa berorientasi dan ia adalah sangat termotivasi untuk membawa semangat modernisasi dan era baru (hal yang baik itu) nya orang, tetapi pada waktu itu kemerdekaan dan yang bangga Indonesia sendiri budaya adalah Roh kemudian.

Setelah bekerja di kantor daging Pengalengan pabrik ayah di Kupang, yang memiliki sekarang sudah setuju rela untuk memiliki Kupang untuk bergabung dengan bangsa Indonesia yang baru (ayahnya adalah orang pertama Indonesia untuk memulai sebuah pabrik di Indonesia). Di Kupang, dia ingin membuat karier di pemerintah, tetapi pandangannya pada waktu itu dianggap sebagai banyak terlalu modern dan berorientasi Eropa.

Namun ia diberi kesempatan untuk membuktikan dirinya melalui dukungan dari Royal Timor Timur dalam posisi yang sangat tinggi yang memahami Pangeran muda. Dengan kerja keras dia berhasil menjadi Direktur perusahaan percetakan dari total Provinsi NTT (NTT). Ia segera dikenal, sebagai manusia, yang selalu sedikit lebih baik daripada yang lain karena disiplin dan kualitas yang ia pelajari di Indonesia dan Eropa.

Dengan uang dari karirnya ia membangun sebuah penginapan modern di tempat istana-istana dari mantan Rajas Dinasti. Istana terakhir di sini dihancurkan dalam Perang Dunia II.

Ketika ayahnya meninggal pada tahun 1992, itu adalah pertanyaan, siapa yang akan menjadi Liurai Sonbai Kecil. Itu adalah suksesi otomatis. Rajadom Kupang adalah martabat elektif; tetapi kenyataannya semi-otomatis. Anggota Dinasti nya didukung Pangeran Leopold berhasil tahta karena ia merupakan pewaris sah dan pada tahun 1992, ia menjadi Liurai Sonbai Kecil.

Sejak ia menghabiskan lebih banyak waktu pada tradisional urusan rakyatnya. Ia secara bertahap pindah dari pekerjaannya dengan perusahaan percetakan dan hanya tinggal sebagai penasihat. Karena dia menjadi pemain tenis baik (olahraga nomor satu di Indonesia), ia mampu untuk mendapatkan penghasilan juga sebagai Tenis guru dan menjadi anggota Asosiasi Tenis Provinsi lokal.

Sebagai seorang anak muda, ia menikah dengan Dona Darifeto Lino, seorang bangsawan yang lahir di Flores dan anggota dari Dinasti raja Termanu. Ia seorang wanita yang benar-benar memahami Nisnoni. Dengan dia, Nisnoni menjadi bahagia dalam hidupnya.

Don Leopold Nisnoni dan istrinya
Pengalaman luar negeri dan kemudian waktu serupa di Indonesia membuat karakternya kuat, sehingga ia selalu menjadi raja dengan pikiran terbuka untuk membantu orang lain. Ada banyak catatan sejarah di Barat leluhur keturunan Don Leopold dan posisi saat ini sebagai kepala rumah Royal Kupang dan penerus kerajaan mantan Sonbai. Bahkan pada saat ini, banyak penelitian sejarah yang dilakukan oleh Profesor tertentu Eropa pada raja Timor dengan Don Leopold mengambil peran terkemuka dan bimbingan bagi para peneliti.

Meskipun Raja tidak terlibat dalam politik, ia sangat disegani oleh pemerintah provinsi dan dalam masyarakat di Kupang dengan posisi sebagai pemimpin tradisional dan budaya yang menjadi kepala rumah Royal Kupang dan pewaris kerajaan Kupang.