Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial untuk Psikologi: Filsafat Manusia, Sosiologi, dan Antropologi

Sunday, March 30, 2014

Cara Bruno Menuju "Mars"

Peter Gene Hernandez atau yang biasa di kenal Bruno Mars, seorang penyanyi yang lahir di Hawaii, 8 Oktober 1985. Namanya mulai terkenal saat ia berduet dengan B.o.B dalam lagu “Nothin’ On You" dan saat merilis singlenya “Just The Way You Are”. Karier bermusiknya memang singkat, tetapi namanya melejit bagaikan roket dengan penjualan album mencapai 10 juta keping di seluruh dunia.

Bruno Mars sudah dua kali mengadakan konser di Jakarta. Pada 2011, konser promo album pertamanya digelar di Istora Senayan. Dan pada tahun ini, tepatnya tanggal 24 Maret 2014, pria berusia 28 tahun ini menggelar konser keduanya di Jakarta dalam rangkaian konser "Moonshine Jungle Tour" di Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol, dan ia sukses mengajak sekitar 20000 orang berdansa bersama dalam konsernya tersebut.

http://images.detik.com/content/2014/03/25/1371/Bruno-Marsssssss.jpg
Penampilan Brono Mars dalam konser "Moonshine Jungle Tour" di MEIS, Ancol
Bruno Mars mempunyai banyak pendengar dari berbagai macam latar usia, mulai dari remaja hingga orangtua, lelaki maupun perempuan sama banyaknya. Untuk corak musiknya, memang agak sulit untuk menentukannya. Sebab, ia mencampurkan banyak genre lagu mulai dari R&B, pop, soul, rock, hingga reggae.

Selain piawai bernyanyi dan bergoyang, Bruno juga jago dalam memainkan alat musik seperti memetik gitar dan menabuh drum. Aksi-aksi panggung Bruno diposisikan pada peringkat 35 dari 50 aksi panggung terbaik oleh majalah Rolling Stone. Majalah itu menulis, "Aksi Bruno Mars dan bandnya membuat penonton berusia 5 sampai 95 tahun merasa 'konser' itu dibuat untuk mereka".

Jalan kesuksesan Bruno Mars seolah telah tersusun sejak kecil, pada saat berusia 4 tahun untuk pertama kalinya ia muncul di panggung dengan meniru Elvis Parsley serta menyanyikan lagu-lagu Michael Jackson dan The Templations di Hawaii.

Bakatnya pun juga dipengaruhi oleh orangtuanya. Ayahnya, Pete, seorang New Yorker, adalah pemain perkusi. Ibunya, Bernie, berdarah Filipina keturunan “Puerto Rico”, adalah seorang penari hula. Pete dan Bernie memiliki 6 orang anak dan mengenalkan mereka pada berbagai jenis musik, reggae, rock, hip hop, dan R&B. Khusus untuk anaknya yang bernama Peter Gene Hernandez, Pete memanggilnya dengan nama Bruno, berhubung saat berusia 2 tahun, sang bayi bertubuh gempal, mirip dengan pegulat terkenal zaman itu, Bruno Sammartino. Nama itu yang kemudian dipilihnya sebagai nama panggungnya. Dan ketika memikirkan nama belakang untuk Bruno, dia langsung teringat akan para gadis yang menyebutkan dirinya bukan berasal dari bumi, yang lantas membuatnya terpikir akan Mars. Dan jadilah, Peter Gene Hernandez menjadi Bruno Mars, seperti yang kita kenal sekarang.

Setelah lulus SMA, dirinya pun hijrah ke Los Angeles untuk mewujudkan American Dream-nya. Setahun sesudahnya, ia menandatangani kontrak pertamanya bersama Motown Universal. Sayangnya, perbedaan citra dan gaya bermusik Bruno dengan label tersebut membuatnya dipecat bahkan sebelum ia debut. Di sana, ia sempat berkenalan dengan produser sekaligus penulis lagu, Philip Lawrence.

Lawrence yang salut pada Bruno karena menguasai beberapa alat musik seperti gitar, bass, piano dan perkusi akhirnya menyarankan pada Bruno agar mereka bergabung jadi tim untuk berkarya menghasilkan musik-musik latar dan memproduseri musik mereka. Bruno setuju dengan ide itu, mereka pun akhirnya membentuk tim kerja yang mereka beri nama The Smeezingtons.

The Smeezingstons akhirnya berhasil menulis dan memproduseri lagu Brandy (’Long Distance’ dari album “Human”) dan Matiyashu, juga bekerja dengan Canadian hip-hop artist, K’naan (di tahun 2008) dan musisi-musisi lainnya, sebut saja;  credit untuk album Alexandra Burke (’Perfect’ dari album “Overcome”), Travie McCoy (”We’ll Be Alright’ dari album “Lazarus”), empat buah lagu untuk album “Tomorrow” milik Sean Kingston. Juga mega hit “Right Round” dari album ROOTS oleh Flo Rida. Lalu bermunculan lagu-lagu sukses lainnya seperti "Billionaire" yang awalnya di ciptakan untuk Travie McCoy.

Dia jatuh cinta pada lagu itu  dan muncul keinginan untuk menyanyikannya sendiri. Maka, ia menyanyikan lagu "Billionaire" dan "Nothin' On you", kemudian mengirimkan rekamannya kepada Aaron Ray-Schuck dari Artist and Repertoire Atlantic Records. Bentuk digital kedua lagu tersebut menghasilkan lebih dari 4,7 juta dollar AS.

Namanya makin gemilang setelah mengeluarkan album Doo-Wops & Hooligans (2010) dan Unorthodox Jukebox (2012). Jika dihitung sejak pertama kali mengeluarkan album hingga kini, kariernya melesat cepat seolah ia sedang menunggang roket menuju Planet Mars. Dalam 4 tahu, ia dinominasikan untuk 184 penghargaan dan memenangi 61 di antaranya.

What's The Difference Between Physiological And Psychological?

An extremely simplified explanation of the difference between physiological and psychological, would be that physiological is physical and tends to deal with the body and our physical responses and psychological is mental and usually deals with our thought processes and the way the brain works. Physiological psychology is sometimes known as cognitive neuroscience and focuses on the branch of biology dealing with the functions and activities of living organisms and their parts, including all physical and chemical processes. Psychological knowledge is often applied to the assessment and treatment of mental health problems, it is also applied to understanding and solving problems in many different spheres of human activity.

Satinah: Di Pancung atau Di Selamatkan?

Kontroversi soal penyelamatan Satinah belakangan ini cukup menghiasi halaman media massa. Terutama terkait dengan diyat. Diberitakan bahwa Satinah adalah seorang TKI asal Ungaran, Jawa Tengah, ini terbukti dan sudah mengakui bahwa dirinya telah merampok dan membunuh majikannya di Arab Saudi. Untuk bisa membebaskan Satinah dari hukuman pancung, pengadilan Arab Saudi memutuskan Satinah untuk membayar uang diyat sebesar Rp 21 Miliar.

Pro dan kontra berkembang di masyarakat atas kasus ini. Banyak mereka yang pro beranggapan bahwa ini merupakan salah satu tanggung jawab pemerintah atas warga negaranya, membebaskan buruh migran dari hukuman mati juga sangat terkait upaya menjaga martabat bangsa di mata international. Tetapi, bagi mereka yang kontra mendukung hukuman pancung tersebut dan beranggapan bahwa pemerintah tidak perlu bertanggung jawab atas seseorang yang melukukan tindakan kriminal.

Haruskah pemerintah membayar 21 Miliar untuk seorang kriminal?

Menurut saya jawabannya adalah TIDAK. Karena hal ini tentu tidak logis ketika Indonesia yang disebut-sebut sebagai negara hukum justru mengorbankan dana yang begitu besar untuk seorang kriminal. Rp 21 Milliar adalah dana yang seharusnya dapat digunakan untuk pembangunan dan memberi kesejahteraan rakyat tidak seharusnya digunakan untuk menebus seorang kriminal.

Saya tidak mengerti dengan apa yang ada di kepala sebagian besar masyarakat kita ketika menanggapi rencana eksekusi pancung Satinah. Dukungan moril tak hentinya mengalir, bahkan beberapa publik figur secara gamblang mengajak semua pihak untuk mendukung aksi ‘solidaritas’ ini dengan pengalangan dana demi pembayaran diyat sebesar 21 milliar yang akan menyelamatkan nyawa Satinah.

Memang benar, bahwa aksi solidaritas itu harus diapresiasikan. Tetapi saya sangat menyayangkan jika atas dasar kata ‘solidaritas’ ini dapat membuat tindakan kriminal semakin bertambah. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya para TKI lainnya juga melakukan hal serupa dengan pemikirannya “Tak apa melakukan perampokan atau pembunuhan, lagipula nanti pemerintah juga akan membayar diyat”. Apalagi nanti tenaga kerja yang bebas dari hukuman ini disambut bagaikan pahlawan ketika kembali pulang ke Indonesia.

Lagi pula dengan membayar diyat sebesar itu, apa untungnya bagi pemerintah dengan menebus seorang pembunuh ini? Nah, seharusnya kita lebih cermat lagi dalam menanggapi kasus seperti ini. Jangan terjerumus dengan beberapa pihak yang menjual slogan solidaritas dan kemanusiaan demi menghapus kejahatan yang dilakukan oleh seseorang. Do the best to save our citizen, tapi jangan sampai sampai kita dijadikan korban ‘pemerasan’ dari pihak-pihak ini.

Sunday, March 23, 2014

Leopold Nisnoni: Penjaga Sejarah Kerajaan Koepang


Leopold Nisnoni
Don Leopold Isu Nisnoni lahir pada tahun 1936 sebagai anak dari Pangeran Mahkota Kupang, Raja Muda Alfonsus Nisnoni dan Putri dari Termanu / Rote, yang kemudian disebut Kartine dari wilayah Timor.

Beliau adalah pewaris saat ini untuk Kerajaan Kupang dan Kepala Royal House of Kupang dan Dinasti Nisnoni di Timor Barat, Indonesia. Raja saat Kupang berhasil sebagai Kepala Royal House of Kupang pada tanggal 14 November 1992. Dia adalah Wakil Ketua Dewan Timor Rajas ( Dewan Usif Timor ) dan sebagai hadiah berfungsi sebagai Sekretaris.

Saat ini, ia memainkan peran penting di bidang sosial budaya dan aspek adat setempat. Dia masih seorang pemimpin budaya dan adat yang diakui oleh masyarakat Nusa Tenggara Timor Provinsi yang Kupang adalah ibu kota dan sebagai kustodian dan penonton budaya dan adat istiadat.

Dia punya banyak gaya Eropa dibesarkan selama bertahun-tahun di Belanda bersama dengan pendidikan Timor Timur yang memberikan kepadanya pola pikir yang tradisional dan terbuka karena berbagai situasi dan keadaan telah bertemu banyak orang-orang Barat dan cendekiawan dari Eropa, Amerika Serikat, Australia dan sejenisnya. Melalui berbagai keterlibatannya dengan jaringan royalti Indonesia, sebagai Ketua Dinasti Raja Kupang dihormati.

Don Leopold Nisnoni dalam foto diantara kakek dan neneknya sebelum keberangkatannya ke Holland
Pada usia 12, Pangeran Leopold meninggalkan Kupang dengan tingkat sangat tinggi mantan resmi Pengadilan Keadilan di Kupang ke Belanda untuk meneruskan pendidikannya dan untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas dalam hidupnya. Ia tinggal dengan keluarga ini resmi selama beberapa tahun, dengan hanya sangat baik temannya ada yang benar-benar tahu, bahwa ia adalah putra mahkota Kupang, lahir sangat tinggi kelahiran. Di Belanda, ia telah belajar untuk hidup secara berbeda dan juga belajar banyak tentang kehidupan dari perspektif yang berbeda dari hidupnya sopan di Kupang.

Di Belanda, Pangeran pertama menyelesaikan sekolahnya dasar dan melakukan sebagian besar sekolah tinggi. Dia belajar banyak dari Holland modern dan dibangun kembali. Tapi, di utara Holland, di mana ia tinggal sebagian besar waktu, dia tinggal dengan tidak ada kontak dengan setiap orang Indonesia. Untuk memastikan bahwa akar tetap dipertahankan dengan Indonesia, ia kembali untuk belajar di Indonesia di sekolah tinggi Belanda Bandung. Raja kemudian kembali ke Timor setelah ketiadaan sekitar 10 tahun. Ia kembali ke Timor yang telah berubah.

Pikiran Raja sebagai Timor Timur mahkota 22 tahun adalah sekarang Eropa berorientasi dan ia adalah sangat termotivasi untuk membawa semangat modernisasi dan era baru (hal yang baik itu) nya orang, tetapi pada waktu itu kemerdekaan dan yang bangga Indonesia sendiri budaya adalah Roh kemudian.

Setelah bekerja di kantor daging Pengalengan pabrik ayah di Kupang, yang memiliki sekarang sudah setuju rela untuk memiliki Kupang untuk bergabung dengan bangsa Indonesia yang baru (ayahnya adalah orang pertama Indonesia untuk memulai sebuah pabrik di Indonesia). Di Kupang, dia ingin membuat karier di pemerintah, tetapi pandangannya pada waktu itu dianggap sebagai banyak terlalu modern dan berorientasi Eropa.

Namun ia diberi kesempatan untuk membuktikan dirinya melalui dukungan dari Royal Timor Timur dalam posisi yang sangat tinggi yang memahami Pangeran muda. Dengan kerja keras dia berhasil menjadi Direktur perusahaan percetakan dari total Provinsi NTT (NTT). Ia segera dikenal, sebagai manusia, yang selalu sedikit lebih baik daripada yang lain karena disiplin dan kualitas yang ia pelajari di Indonesia dan Eropa.

Dengan uang dari karirnya ia membangun sebuah penginapan modern di tempat istana-istana dari mantan Rajas Dinasti. Istana terakhir di sini dihancurkan dalam Perang Dunia II.

Ketika ayahnya meninggal pada tahun 1992, itu adalah pertanyaan, siapa yang akan menjadi Liurai Sonbai Kecil. Itu adalah suksesi otomatis. Rajadom Kupang adalah martabat elektif; tetapi kenyataannya semi-otomatis. Anggota Dinasti nya didukung Pangeran Leopold berhasil tahta karena ia merupakan pewaris sah dan pada tahun 1992, ia menjadi Liurai Sonbai Kecil.

Sejak ia menghabiskan lebih banyak waktu pada tradisional urusan rakyatnya. Ia secara bertahap pindah dari pekerjaannya dengan perusahaan percetakan dan hanya tinggal sebagai penasihat. Karena dia menjadi pemain tenis baik (olahraga nomor satu di Indonesia), ia mampu untuk mendapatkan penghasilan juga sebagai Tenis guru dan menjadi anggota Asosiasi Tenis Provinsi lokal.

Sebagai seorang anak muda, ia menikah dengan Dona Darifeto Lino, seorang bangsawan yang lahir di Flores dan anggota dari Dinasti raja Termanu. Ia seorang wanita yang benar-benar memahami Nisnoni. Dengan dia, Nisnoni menjadi bahagia dalam hidupnya.

Don Leopold Nisnoni dan istrinya
Pengalaman luar negeri dan kemudian waktu serupa di Indonesia membuat karakternya kuat, sehingga ia selalu menjadi raja dengan pikiran terbuka untuk membantu orang lain. Ada banyak catatan sejarah di Barat leluhur keturunan Don Leopold dan posisi saat ini sebagai kepala rumah Royal Kupang dan penerus kerajaan mantan Sonbai. Bahkan pada saat ini, banyak penelitian sejarah yang dilakukan oleh Profesor tertentu Eropa pada raja Timor dengan Don Leopold mengambil peran terkemuka dan bimbingan bagi para peneliti.

Meskipun Raja tidak terlibat dalam politik, ia sangat disegani oleh pemerintah provinsi dan dalam masyarakat di Kupang dengan posisi sebagai pemimpin tradisional dan budaya yang menjadi kepala rumah Royal Kupang dan pewaris kerajaan Kupang.

Friday, March 21, 2014

Nature vs Nurture in Psychology

This debate within psychology is concerned with the extent to which particular aspects of behavior are a product of either inherited (i.e. genetic) or acquired (i.e. learned) characteristics.

Nature is that which is inherited / genetic.

Nurture which refers to all environmental influences after conception, i.e. experience.

nature nurture psychology

Theresia Pantini: Pendidik Kuncup Generasi Bangsa

Kecintaan dan pengabdian Theresia Pantini (67) terhadap dunia pendidikan terus menyala pada usianya yang sudah tua. Baginya, usia senja dan masa purnatugas tak menghentikan panggilan hidupnya sebagai seorang guru. Dengan dana pensiunnya, ia mendirikan Taman Kanak-kanak Kuncup Melati Putih di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 2012.

Atas keprihatinan Theresia terhadap biaya pendidikan yang mahal, ia merintis TK Kuncup Melati Putih tanpa dipungut biaya dan terbuka untuk umum. Selain itu, jika sumbangan pendidikan dan pembangunan (SPP) di TK umumnya Rp 150.000-Rp 250.000 per bulan, TK Kuncup Melati Putih hanya memungut biaya Rp 100.000 per bulan. Bahkan, biaya tersebut dapat disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga.

Therasia tergerak untuk mendirikan TK meski selama 12 tahun dia mengajar Sejarah di SMAN 1 Palangkaraya dan 15 tahun menjadi kepala sekolah PNS yang di perbantukan di SMA Santo Petrus Kanisius, Palangkaraya. Baginya, usia 6 tahun kebawah merupakan periode keemasan, sehingga pada saat itu anak-anak perlu dikembangkan secara bebas sesuai dengan minat dan bakatnya.

Berbekal pengalaman menjadi guru dan mengelola sebuah yayasan pendidikan, Theresia bersama dua guru honorer, Novriyanti dan Yulianti, dibantu oleh Kristianto sebagai petugas kebersihan, mendirikan sebuah sekolah dan membina delapan anak pada tahun ajaran 2012/2013 dan 14 anak pada tahun ajaran 2013/2014.

TK Kuncup Melati Putih dapat berdiri atas banyaknya uluran bantuan dari sahabat-sahabat dan para alumni murid-murid Theresia. Sebidang tanah seluas 20 x 30 meter tempat berdirinya TK itu merupakan pemberian dari sahabatnya, Legowo Winarno. Dari tabungan dana pensiunnya, sejak awal 2006 hingga 2011, Theresia membangun dua ruang kelas dan mengisinya dengan bangku serta meja pada tahun 2012. Seiring berjalannya waktu, bantuan finansial dan moril terus berdatangan dari alumni SMAN 1 tahun 1980an.

Theresia bercerita, ia tak pernah menyerah walaupun ia mendapatkan kesulitan dari keluarganya. Pada saat awal hendak mendirikan TK, suaminya, Amandus Subari, menderita strpke pada 2003. Tetapi semua itu bisa ia atasi. Lewat TK, Theresia bisa merangkuh anak-anak yang merupakan kuncup harapan bangsa agar memperoleh kesempatan belajar yang sama meski berasa dari berbagai macam latar belakang keluarga.

Siapa Suruh Datang Ke Jakarta?

Patung Selamat Datang

"Siapa suruh datang Jakarta
Siapa suruh datang Jakarta
Sendiri suka, sendiri rasa
Eh doe.. Sayang..."

Jakarta dari dulu hingga sekarang, selalu saja di datangi oleh ribuan orang dari penjuru Indonesia sebagai tempat untuk mencari kerja dan kehidupan. Gemerlap lampu ibukota bagaikan magnet yang menarik banyak orang untuk mewujudkan mimpi dan mengubah hidupnya.

Masih ingat lagu lama diatas?
Lagu lama ini adalah lagu yang memang cocok untuk orang-orang daerah yang datamg ke Jakarta. Lirik lagu ini tidak bermaksud untuk menyudutkan para pendatang untuk tidak ke Jakarta, tetapi untuk memberi peringatan agar mempersiapkan diri dengan kerasnya kehidupan di ibukota. Mulai dari persiapan fisik, mental, skill, modal, dan nekat. Mengapa demikian? Karena tidak sedikit yang mengatakan bahwa ibukota lebih kejam dari ibu tiri, jadi kita harus mempersiapkan diri kita untuk bergelut di ibukota ini.

Tapi tidak sedikit orang yang mengabaikan persiapan ini. Dengan modal nekat, banyak orang berbondong-bondong membawa keluarga mereka lalu tinggal di kolong jembatan, tinggal di tanah negara hingga membangun rumah-rumah liar. Berawal dari satu, dua orang hingga puluhan keluarga yang tinggal di pemukiman liar ini. Hingga pada saat penggusuran rumah liar, mereka marah tidak mau di gusur hingga menuntut pemerintah untuk mendapatkan ganti rugi. Loh, salah siapa? Siapa suruh datang ke Jakarta tanpa persiapan yang matang!

Para pendatang dari berbagai daerah berbondong-bondong datang ke Jakarta itu disebabkan oleh berkurangnya lahan pekerjaan di desanya, misalnya berbagai lahan persawahan yang di beli oleh orang asing menyebabkan berkurangnya mata pencaharian para petani sehingga mereka memutuskan untuk mencari nafkah di Jakarta. Jadi salah siapa? Tidak sepenuhnya salah mereka! Pemerintah pun harus bertanggung jawab dengan persoalan ini. Seharusnya, pemerintah di Jakarta bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengurangi masalah ini, agar Jakarta tidak sumpek lagi. Dan untuk para pendatang ini pun seharusnya mempersiapkan diri mereka agar tidak hidup luntang-lantung di ibukota.

Thursday, March 20, 2014

Anxiety Disorders

Anxiety is a normal human emotion that everyone experiences at times. Many people feel anxious, or nervous, when faced with a problem at work, before taking a test, or making an important decision. Anxiety disorders, however, are different. They can cause such distress that it interferes with a person's ability to lead a normal life.

An anxiety disorder is a serious mental illness. For people with anxiety disorders, worry and fear are constant and overwhelming, and can be crippling.

There are several recognized types of anxiety disorders, including:

Panic disorder: People with this condition have feelings of terror that strike suddenly and repeatedly with no warning. Other symptoms of a panic attack include sweating, chest pain, palpitations (unusually strong or irregular heartbeats), and a feeling of choking, which may make the person feel like he or she is having a heart attack or "going crazy."
Obsessive-compulsive disorder (OCD): People with OCD are plagued by constant thoughts or fears that cause them to perform certain rituals or routines. The disturbing thoughts are called obsessions, and the rituals are called compulsions. An example is a person with an unreasonable fear of germs who constantly washes his or her hands.
Post-traumatic stress disorder (PTSD): PTSD is a condition that can develop following a traumatic and/or terrifying event, such as a sexual or physical assault, the unexpected death of a loved one, or a natural disaster. People with PTSD often have lasting and frightening thoughts and memories of the event and tend to be emotionally numb.
Social anxiety disorder: Also called social phobia, social anxiety disorder involves overwhelming worry and self-consciousness about everyday social situations. The worry often centers on a fear of being judged by others, or behaving in a way that might cause embarrassment or lead to ridicule.
Specific phobias: A specific phobia is an intense fear of a specific object or situation, such as snakes, heights, or flying. The level of fear is usually inappropriate to the situation and may cause the person to avoid common, everyday situations.
Generalized anxiety disorder: This disorder involves excessive, unrealistic worry and tension, even if there is little or nothing to provoke the anxiety.

Sunday, March 16, 2014

Religion

Agama adalah sebuah ajaran dan sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan lingkungannya.
Menurut Anthony F. C. Wallace, seorang antropolog, agama adalah seperangkan upacara atau ritual dan keyakinan yang berkaitan dengan kekuatan supernatural dan kekuasaan.

Animism
Animisme merupakan asas kepercayaan agama yang pertama kali muncul di kalangan manusia primitif. Animisme adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh-roh, seperti roh nenek moyang.

Mana
Adalah suatu kekuatan supernatural, yaitu suatu alam gaib yang suci tempat beradanya kekuatan-kekuatan yang melebihi kekuatan-kekuatan yang telah dikenal manusia dalam alam sekitarnya dan yang dihadapi manusia dengan rasa keagamaan. Kekuatan tersebut sekali kali berbeda dengan kekuatan fisik, karena kekuatan tersebut merupakan kekuatan yang luar biasa, mengatasi kekuatan lahir, bersifat suci, dan mengandung khasiat baik dan buruk menurut keperluan serta menguasai kehidupan penganutnya.

Taboo
Tabu atau pantangan adalah suatu pelarangan sosial yang kuat terhadap kata, benda, tindakan, atau orang yang dianggap tidak diinginkan oleh suatu kelompok, budaya, atau masyarakat. Pelanggaran tabu biasanya tidak dapat diterima dan dapat dianggap menyerang. Beberapa tindakan atau kebiasaan yang bersifat tabu bahkan dapat dilarang secara hukum dan pelanggarannya dapat menyebabkan pemberian sanksi keras. Tabu dapat juga membuat malu, aib, dan perlakuan kasar dari masyarakat sekitar.

Religion and Arts, Slide 1-6

What is Psychology?

If you ask a biologist, "What is biology?" and you are likely to get a relatively unambiguous response. Biology is the science of life. In contrast ask a psychologist, "What is psychology?" and if the individual has considered the question in depth, you are likely to get something along the lines of the following: "It is basically the science of the mind" except for the fact that there still are a number of psychologists who think of it as the science of behavior, and argue that 'the mind' is not a helpful scientific construct. So you can call it the science of behavior and mental processes.

Saturday, March 8, 2014

Minimnya Budaya Antri

Semalam saya pergi menemani ayah saya ke sebuah supermarket yang berada tak jauh dari rumah. Setelah kami berputar-putar untuk membeli berbagai keperluan, kami mengantri untuk membayar belanjaan kami. Semua kasir di penuhi dengan antrian yang panjang. Pada saat sedang asyik mengantri, tiba-tiba datang ibu berkerudung yang ingin menyalip antrian kami, langsung saya menegurnya untuk antri di belakang saya. Ibu itu malah ngotot bahwa dialah yang duluan antri. Saya kesal. Jadi, saya terus memepet antrian depan saya agar tidak di salip oleh ibu itu. Pada saat saya sedang lengah, tiba-tiba antrian saya disalip oleh ibu berkerudung tersebut, saya langsung meneriakinya “Ngantri kali, Bu!”, tetapi ibu itu hanya diam saja, pura-pura tidak dengar. Kesal? Wah.. Saya kesal sekali! Saking kesalnya, saya tabrak saja bokongnya dengan sengaja. Melihat kejadian itu, ayah saya menyuruh untuk mengalah dan pindah antrian. Setelah pindah antrian, saya mendapat kasir yang baru dibuka. Lalu membayar belanjaan kami dan pulang.

Si ibu yang menyerobot antrian saya
Dari kejadian yang saya alami semalam, itu hanyalah contoh kecil dari banyaknya kejadian serobot menyerobot antrian. Di Indonesia, hal ini sudah menjadi hal yang biasa. Siapa sih yang suka menunggu? Apa lagi pada saat menunggu antrian yang sangat panjang, tapi mau tidak mau kita harus tetap mengantri, kan? Ironisnya, banyak orang yang ingin mengambil jalan pintas dengan menyerobot antrian. Tidakkah kita sadar bahwa menyerobot antrian itu sama saja mengambil hak orang lain? Ya walaupun hal kecil seperti itu tidak akan diperkarakan oleh Komnas HAM, tapi setidaknya kita harus sadar dari hal-hal kecil seperti ini tidak boleh disepelekan.

Masih ingat kejadian tragedi rel kereta bintaro 2 yang terjadi beberapa bulan yang lalu? Kejadian yang menyebabkan truk tangki bbm yang di tabrak oleh kereta ini disebabkan oleh kelalaian si supir truk yang menyerobot palang perlintasan kereta. Seandainya si supir truk mau bersabar untuk antri, kejadian itu tidak akan terjadi, kan?

Seharusnya budaya antri di Indonesia lebih ditingkatkan lagi. Walaupun dianggap sepele, tetapi antri itu merupakan sebuah budaya yang mencerminkan dari karakteristik sebuah bangsa. Kita harus lebih menyadari lagi bahwa hal-hal kecil yang selalu dianggap sepele itu bisa menjadi suatu hal yang besar dan berbahaya. Jadi, mulailah dari hal-hal kecil, mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari sekarang untuk mencerminkan sebuah budaya yang baik untuk bangsa kita.

Friday, March 7, 2014

Mengenal Sosok Lupita Nyong'o

Sosok Lupita Nyong'o semakin terkenal sejak mendapat penghargaan tertinggi perfilman lewat acara Academy Awards atau Oscar 2014 beberapa waktu lalu. Yuk, kenal lebih dekat dengan peraih Best Supporting Actress Oscar 2014 ini.

Lupita lahir di Meksiko. Namun, pekerjaan ayahnya sebagai politisi membawanya kembali ke Kenya saat usianya satu tahun. Di negeri itulah, anak kedua dari 6 bersaudara itu tumbuh besar dan bermimpi menjadi aktris sejak ia masih kanak-kanak. Bakatnya mula-mula ia asah dengan mengarang cerita dan “berpentas” di ruang keluarga.

Demi mengejar mimpi, ia pergi ke Amerika untuk mengambil kuliah di jurusan kajian film dan teater di Hampshire College, Amerika. Setelah lulus, ia bekerja sebagai kru produksi untuk berbagai film seperti 'The Constant Gardener' dan 'Where God Left His Shoes'. Pada tahun 2008, Lupita memutuskan untuk kembali ke Kenya dan bermain di TV seri 'Shuga', sebuah drama tentang pencegahan HIV/AIDS.

Pada tahun 2011-2012 ia kembali lagi ke Amerika untuk mendaftarkan diri pada program akting di Universitas Yale. Atas prestasinya, Lupita menerima Herschel Williams Prize, penghargaan untuk murid akting dengan kemampuan luar biasa. Hal yang mengubah hidupnya pun terjadi tepat satu minggu sebelum kelulusannya di Universitas Yale. Sebuah tawaran untuk bermain dalam film '12 Years a Slave' diterimanya pada Mei 2012.

Karena film debut Hollywood pertamanya itulah nama Lupita Nyong'o saat ini menjadi buah bibir di seluruh dunia. Berbagai macam penghargaan pun diterimanya karena akting luar biasanya di garapan sutradara Steve McQueen itu.

Human Diversities: Historical Linguistics and Cyberspace

Historical Linguistics

Historical linguistics adalah salah satu cabang dari ilmu linguistik yang membanding-bandingkan bahasa yang serumpun, serta mempelajari perkembangan bahasa dari satu masa ke masa dan mengamati bagaimana bahasa-bahasa tersebut mengalami perubahan.


Tugas utamanya adalah menganalisis dan memberikan penjelasan mengenai hakikat perubahan suatu bahasa. Pada umumnya, hakikat suatu bahasa memiliki struktur bahasa (dimensi sinkronis) dan selalu mengalami perubahan bahasa (dimensi diakronis)

Tiap bahasa di dunia dapat dibandingkan karena bahasa-bahasa tersebut memiliki kesemestaan bahasa, yaitu:


  • Kesamaan bentuk dan makna
  • Tiap bahasa memiliki perangkat unit fungsional terkecil, yaitu fonem dan morfem
  • Tiap bahasa memiliki kelas-kelas tertentu

Faktor kemiripan bentuk dan makna yang terjadi dalam bahasa-bahasa dapat terjadi karena:


  • Warisan langsung dari bahasa Proto
  • Pinjaman
  • Kebetulan


Berikut ini adalah contoh dari kajian linguistik historis komporatif
Bahasa Sunda dan bahasa Betawi memiliki hubungan kekerabatan dalam bahasanya, misalnya:
  1. Tuman; dalam bahasa Sunda dan bahasa Betawi, kata tuman memiliki makna yang sama, yaitu "kebiasaan"
  2. Belah; dalam bahasa Sunda, kata belah disebut "ngebeulah" sedangkan dalam bahasa Betawi, kata ini disebut "ngebelah"
  3. Asap; dalam bahasa Sunda, kata ini disebut 'haseup" sedangkan dalam bahasa Betawi, kata ini disebut "asep"
Dari contoh diatas, dalam bahasa Sunda dan bahasa Betawi memiliki kata yang mempunyai makna dan cara penulisan yang sama dan memiliki beberapa kata yang penulisannya berbeda tetapi memiliki makna yang sama. Hal ini menunjukan bahwa bahasa Sunda dan bahasa Betawi memiliki hubungan kekerabatan yang serumpun.

Cyberspace

Cyberspace atau yang biasa disebut dunia maya, merupakan sebuah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah atau timbal balik secara online.
Kata "cyberspace" (dari cybernetics dan space) berasal dan pertama kali diperkenalkan oleh penulis novel fiksi ilmiah, William Gibson dalam buku ceritanya, "Burning Chrome", 1982 dan menjadi populer pada novel berikutnya, Neuromancer, 1984 yang menyebutkan bahwa:
Cyberspace. A consensual hallucination experienced daily by
billions of legitimate operators, in every nation, by children being taught mathematical concepts... A graphic representation of data abstracted from the banks of every computer in the human system. Unthinkable complexity. Lines of light ranged in the nonspace of the mind, clusters and constellations of data.
Like city lights, receding.

Perkembangan cyberspace telah mempengaruhi kehidupan sosial pada berbagai tingakatannya, yaitu tingkat individu, antarindividu, dan komunitas.
  • Tingkat Individu
Cyberspace menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri dan identitas. Struktur cyberspace membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk secara artifisial menciptakan konsep tentang diri dan identitas. Kekacauan identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran, personalitas, dan gaya hidup setiap orang. Bila setiap orang bisa menjadi siapapun, sama artinya semua orang bisa menjadi beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama. Pada akhirnya yang ada dalam cyberspace adalah permainan identitas: identitas baru, identitas palsu, identitas ganda, identitas jamak.

  • Tingkat antar Individu

Hakikat cyberspace sebagai sebagai dunia yang terbentuk oleh jaringan (web) dan hubungan (connection) bukan oleh materi. Kesalingterhubungan dan kesalingbergantungan secara virtual merupakan ciri daricyberspace. Karena hubungan, relasi, dan interaksi sosial di dalam cyberspacebukanlah antarfisik dalam sebuah wilayah atau teritorial, yaitu interaksi sosial yang tidak dilakukan dalam sebuah teritorial yang nyata.

  • Tingkat Komunitas

Pada tingkat komunitas, cyberspace dapat menciptakan satu model komunitas demokratis dan terbuka. Karena komunitas virtual dibangun bukan di dalam teritorial yang konkret, maka persoalan didalamnya adalah persoalan normatif, pengaturan, dan kontrol. Dalam komunitas virtual cyberspace, pemimpin, aturan main, kontrol sosial tersebut tidak berbentuk lembaga, sehingga keberadaannya sangat lemah. Jadi, di dalamnya, seakan-akan “apa pun boleh”.


Sunday, March 2, 2014

Pengamen Cilik


Kemarin malam, tepatnya pada saat malam Minggu, saya bersama teman saya pergi untuk makan malam bersama di daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan. Tempat makan yang kami singgahi, tidaklah mewah. Hanya sebuah tenda sederhana di pinggir jalan yang selalu ramai di datangi oleh pengunjung karena bakminya yang terkenal enak. Kami langsung memesan dua porsi bakmi yamin dan minuman. Tak lama menunggu, pesanan kami datang dan kami langsung menyantapnya.

Saat kami sedang asyik menyantap makanan kami, tiba-tiba datang seorang anak yang menghampiri meja kami, umurnya  10 tahun-an. Ia bernyanyi menggunakan kecrekan yang mengiringi nyanyiannya itu. Dengan refleks, sayang langsung mengambil dompet lalu memberi anak itu uang receh, lalu ia mengucapkan “Terima kasih, Kak”, saya membalasnya dengan senyuman. Anak itu langsung pergi meninggalkan meja kami lalu pindah ke meja lainnya.

Saya sangat miris jika mengingat hal-hal seperti itu. Bagaimana pun juga, anak itu hanyalah seorang anak kecil biasa yang seharusnya menghabiskan waktunya untuk bermain dan belajar, bukannya mencari nafkah hingga larut malam. Saya tidak tahu persis apa alasan anak itu mengamen, yang pastinya karena desakan faktor ekonomi yang membuatnya harus merelakan masa kanak-kanaknya untuk berjuang demi melanjutkan hidupnya.

Disaat sebagian anak di Indonesia menikmati sarana pendidikan yang diberikan oleh pemerintah, saat itu pula masih banyak anak harus merelakan waktu belajar mereka hanya untuk bekerja pagi, siang, sore, bahkan hingga malam hanya untuk mempertahankan hidup mereka di riuh piruhnya kota metropolitan ini.  Dari sini, timbullah pertanyaan saya, dimanakah peran dinas sosial? Mengapa sampai banyak sekali anak-anak terlantar yang tidak terdata untuk diberikan beasiswa atau santunan yang layak?

Padahal hidup di jalanan adalah lahan yang sangat empuk bagi anak-anak yang masih hijau untuk tumbuh dengan perilaku yang buruk. Mengingat pengaruh lingkungannya yang sering sekali ditemui orang-orang yang liar, para preman yang sering mabuk-mabukan, pesta narkoba, hingga melakukan pelecehan seksual. Hal ini sangat berdampak buruk bagi anak-anak ini dan juga berdampak buruk bagi masa depan bangsa kita. Bagaimana bisa negara kita maju, jika bibit-bibit penerus bangsa kita seperti ini? Seharusnya anak-anak ini mendapatkan pendidikan yang layak, karena merekalah yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan kita untuk membangun Indonesia yang lebih baik lagi.

Seharusnya pemerintah lebih jeli dan proaktif dalam mengatasi masalah anak-anak jalanan. Anak-anak tersebut seharusnya di data dan disalurkan ke lembaga yang menangani masalah seperti ini, contohnya disalurkan ke panti asuhan dan mendapatkan beasiswa pendidikan. Dan saya harap dengan membaca tulisan ini, kita tergerak untuk membuka mata dan hati kita mengenai masalah ini. Tak perlu kita menunggu peran pemerintah, karena mereka terlalu sibuk mengurus urusan mereka sendiri. Mari kita bahu-membahu untuk membantu anak jalanan ini, agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana yang kita dapatkan.

Saturday, March 1, 2014

Sejarawan Sejati yang Pantang Mundur

Harry A Poeze
Harry A Poeze (66) telah dikenal luas karena telah melakukan penelitian tentang sejarah pergerakan politik Indonesia periode tahun 1900-1945 selama lebih dari separuh hidupnya. Sejarawan berkebangsaan Belanda ini berpusat pada sosok Tan Malaka, nasionalis dan pemikir keindonesiaan dengan gelar pahlawan nasional.

Sosoknya sebagai peneliti diuji pada saat berkeliling Jawa bulan lalu untuk melakukan promosi buku terbarunya yang berjudul Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia (Yayasan Obor Indonesia, 2014). Salah satu ujiannya dalam mempromosikan buku ini adalah diskusi yang seharusnya dilaksanakan di Surabaya terpaksa dibataklan dikarenakan ada kelompok masyarakat yang menghalangi. Meski sempat risau, Poeze tak mundur. Dari Surabaya, ia ke kota-kota di Pulau Jawa seperti Kediri, Yogyakarta, hingga Semarang.

Poeze merasa malu karena ia (sebagai warga asing) yang menulis buku tentang Tan Malaka, karena menurutnya akan lebih baik jika yang menulis seluk beluk tentang Tan Malaka adalah orang Indonesia, karena lebih memahami tentang latar belakang Tan Malaka dan Minangkabau.  Tapi juga ada keuntungan untuk peneliti dari negara asing seperti dirinya, karena setiap ke Indonesia ia mendapat perhatian lebih besar terhadap risetnya.

Bagi Poeze kesulitan dalam awal melakukan penelitian tentang Tan Malaka, pada era orde baru, Tan Malaka adalah sosok yang dilupakan. Dia diangkat sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Soekarno, tetapi namanya dihapus dari daftar nama pahlawan nasional dan di buku-buku pelajaran sekolah pun tak disebutkan namanya sebagai pahlawan nasional.

Poeze tak pernah lelah melakukan penelitiannya, sikap keilmuwanannya tercermin dari sikapnya yang tidak berhenti meneliti, walaupun ada banyak kesulitan, Poeze tak pantang mundur karena ia sangat menyenangi apa yang dilakukannya itu. Dengan ketekunannya itu, Poeze telah menghasilkan banyak karya tulis yang membuatnya dikenal sebagai sejarawan sejati.