
Saat kami sedang asyik menyantap
makanan kami, tiba-tiba datang seorang anak yang menghampiri meja kami, umurnya 10 tahun-an. Ia bernyanyi menggunakan kecrekan yang mengiringi nyanyiannya itu. Dengan refleks, sayang
langsung mengambil dompet lalu memberi anak itu uang receh, lalu ia mengucapkan
“Terima kasih, Kak”, saya membalasnya dengan senyuman. Anak itu langsung pergi
meninggalkan meja kami lalu pindah ke meja lainnya.
Saya sangat miris jika mengingat
hal-hal seperti itu. Bagaimana pun juga, anak itu hanyalah seorang anak kecil
biasa yang seharusnya menghabiskan waktunya untuk bermain dan belajar, bukannya
mencari nafkah hingga larut malam. Saya tidak tahu persis apa alasan anak itu
mengamen, yang pastinya karena desakan faktor ekonomi yang membuatnya harus
merelakan masa kanak-kanaknya untuk berjuang demi melanjutkan hidupnya.
Disaat sebagian anak di Indonesia
menikmati sarana pendidikan yang diberikan oleh pemerintah, saat itu pula masih
banyak anak harus merelakan waktu belajar mereka hanya untuk bekerja pagi,
siang, sore, bahkan hingga malam hanya untuk mempertahankan hidup mereka di
riuh piruhnya kota metropolitan ini. Dari sini, timbullah pertanyaan saya,
dimanakah peran dinas sosial? Mengapa sampai banyak sekali anak-anak terlantar
yang tidak terdata untuk diberikan beasiswa atau santunan yang layak?
Padahal hidup di jalanan adalah
lahan yang sangat empuk bagi anak-anak yang masih hijau untuk tumbuh dengan
perilaku yang buruk. Mengingat pengaruh lingkungannya yang sering sekali
ditemui orang-orang yang liar, para preman yang sering mabuk-mabukan, pesta
narkoba, hingga melakukan pelecehan seksual. Hal ini sangat berdampak buruk
bagi anak-anak ini dan juga berdampak buruk bagi masa depan bangsa kita.
Bagaimana bisa negara kita maju, jika bibit-bibit penerus bangsa kita seperti
ini? Seharusnya anak-anak ini mendapatkan pendidikan yang layak, karena
merekalah yang akan meneruskan perjuangan para pahlawan kita untuk membangun
Indonesia yang lebih baik lagi.
Seharusnya pemerintah lebih jeli dan
proaktif dalam mengatasi masalah anak-anak jalanan. Anak-anak tersebut
seharusnya di data dan disalurkan ke lembaga yang menangani masalah seperti
ini, contohnya disalurkan ke panti asuhan dan mendapatkan beasiswa pendidikan.
Dan saya harap dengan membaca tulisan ini, kita tergerak untuk membuka mata dan
hati kita mengenai masalah ini. Tak perlu kita menunggu peran pemerintah,
karena mereka terlalu sibuk mengurus urusan mereka sendiri. Mari kita
bahu-membahu untuk membantu anak jalanan ini, agar mereka mendapatkan kehidupan
yang layak sebagaimana yang kita dapatkan.
No comments:
Post a Comment